Heboh Pernikahan ‘Crazy Rich Surabayan’ , Nggak Nyangka Ini Tanggapan Orang Terkaya RI

Masyarakat belakangan dihebohkan oleh pesta pernikahan pasangan konglomerat asal Surabaya, Jusup Maruta Cahyadi dan Clarissa Wang. Acara tersebut akan berlangsung di Grand Ballroom The Mulia, Nusa Dua, Bali, pada Sabtu (01/12/2018).


Referensi pihak ketiga
Pernikahan 'Crazy Rich Surabayan' tersebut dikabarkan mengeluarkan dana yang tak sedikit. Pasalnya, undangan pernikahannya berbentuk tiga dimensi dihiasi dengan emas dan lampu yang bisa menyala di dalamnya. Belum lagi souvenir koin emas seberat 5-10 gram untuk tamu undangan pernikahan, tiket penerbangan Bali untuk para tamu, hingga foto pre-wedding yang dilakukan di 5 benua.


Referensi pihak ketiga
Salah satu pengusaha nasional yang juga masuk sebagai orang terkaya di Indonesia, Dato Sri Tahir pun angkat bicara mengenai pernikahan tersebut. Tahir sendiri mengatakan bahwa pernikahan. Nggak nyangka begini tanggapan sosok yang masuk daftar orang terkaya RI tersebut.


Referensi pihak ketiga
"Pesta pernikahan itu kan bisa disesuaikan, bisa kecil-kecilan. Jangan kita gembar-gembor, kasih emas, hadiah emas, lalu makanan 5 benua, lalu tamu dikasih tiket semua free. Jangan, gitu loh. Ini memperuncing antara orang kaya dan orang miskin. Kita lagi menyelesaikan pengentasan kemiskinan, ini malah melebar jurang kemiskinan," ujar Tahir.
Ia menyebutkan tentang daerah yang belakangan terkena bencana.

"Para pengusaha yang kebutuhannya beruntung telah menikmati keramahan, kebaikan, semua fasilitas dari negeri ini, sudah sepatutnya kita kembalikan uang itu. Kalau memang pesta besar-besaran, kenapa nggak, kita lagi ada bencana di Lombok dan Palu, itu serahkan saja, kan lebih anggun, bahwa semua hasil pernikahan saya ini diserahkan ke Lombok dan Palu. Kan lebih anggun," katanya.
Dirinya menghimbau untuk tidak memperlebar celah antara kemiskinan dan kekayaan.

"Kita ini pengusaha, fakta kita itu (keturunan) minoritas, tahu diri lah. Jangan memperlebar jurang kemiskinan dan kekayaan. Sekarang pemerintah sedang berjuang mengurangi kemiskinan, kok Anda malah mempertajam perbedaan ini. Mbok tahu diri, tahu diri itu kita sudah dilindungi hukum diskriminasi. Tapi yang bisa melindungi kita itu bukan hukumnya, tapi perilaku kita yang bisa melindungi kita," tuturnya.

Baca Sumber
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==