Bencana yang terjadi di Palu dan Donggala adalah musibah dan duka bagi seluruh rakyat Indonesia. Meskipun begitu, fenomena tersebut justru digunakan untuk saling menyalahkan alih-alih masing-masing introspeksi diri terhadap sikap dan amal perbuatannya masing-masing. Alhasil bencana yang terjadi justru rawan dipolitisir dan digunakan untuk memanas-manasi masyarakat.
facebook.com/neltyk
Sebagai pengajar, guru adalah sosok yang seharusnya digugu dan ditiru. Apapun yang diajarkan olehnya, tentu akan dijadikan contoh dan diamini oleh para muridnya. Namun apa jadinya apabila seorang guru mencoba mencuci otak para siswa dengan beragam sikap penuh kebencian? Tentu saja hal tersebut sangat berbahaya.
Screenshot percakapan orang tua murid SMA 87 Jakarta seharian ini viral di media sosial. Intinya sang orang tua mengeluhkan sikap guru agama berinisial N yang mengumpulkan para murid di masjid untuk dicekoki faham agar mereka membenci pemerintahan, termasuk kepada presiden Jokowi.
detik.com
Para siswa diminta menyaksikan video bencana di Palu lalu kemudian bu guru tersebut menyalahkan pemerintah dan menghimbau pada murid-muridnya agar jangan lagi memilih Jokowi sebagai presiden. Duh jelas saja banyak netizen yang geram lalu kemudian beramai-ramai menyambangi akun medsos yang bersangkutan untuk kemudian melancarkan bullyan.
Dilansir dari detik.com (10/10/2018) pihak SMA 87 Jakarta telah membenarkan peristiwa tersebut. Bu guru N yang kesehariannya mengajarkan pelajaran agama sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Hanya saja belum diketahui apakah pihak sekolah akan menjatuhkan sanksi terhadap oknum guru tersebut atau tidak.
Referensi pihak ketiga
Yang pasti setelah pemberitaannya marak dan viral, hingga hari ini ibu guru N masih mengajar di lingkungan SMA 87 Jakarta. Semoga ada sanksi yang tegas supaya para pengajar lain bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini. Ajarlah murid-murid dengan berbagai ilmu berguna agar mereka menjadi intelektual harapan bangsa di masa mendatang. Jangan cemari pikiran siswa dengan berbagai ajaran-ajaran penuh kebencian.
Baca Sumber
facebook.com/neltyk
Sebagai pengajar, guru adalah sosok yang seharusnya digugu dan ditiru. Apapun yang diajarkan olehnya, tentu akan dijadikan contoh dan diamini oleh para muridnya. Namun apa jadinya apabila seorang guru mencoba mencuci otak para siswa dengan beragam sikap penuh kebencian? Tentu saja hal tersebut sangat berbahaya.
Screenshot percakapan orang tua murid SMA 87 Jakarta seharian ini viral di media sosial. Intinya sang orang tua mengeluhkan sikap guru agama berinisial N yang mengumpulkan para murid di masjid untuk dicekoki faham agar mereka membenci pemerintahan, termasuk kepada presiden Jokowi.
detik.com
Para siswa diminta menyaksikan video bencana di Palu lalu kemudian bu guru tersebut menyalahkan pemerintah dan menghimbau pada murid-muridnya agar jangan lagi memilih Jokowi sebagai presiden. Duh jelas saja banyak netizen yang geram lalu kemudian beramai-ramai menyambangi akun medsos yang bersangkutan untuk kemudian melancarkan bullyan.
Dilansir dari detik.com (10/10/2018) pihak SMA 87 Jakarta telah membenarkan peristiwa tersebut. Bu guru N yang kesehariannya mengajarkan pelajaran agama sudah mengakui kesalahannya dan meminta maaf. Hanya saja belum diketahui apakah pihak sekolah akan menjatuhkan sanksi terhadap oknum guru tersebut atau tidak.
Referensi pihak ketiga
Yang pasti setelah pemberitaannya marak dan viral, hingga hari ini ibu guru N masih mengajar di lingkungan SMA 87 Jakarta. Semoga ada sanksi yang tegas supaya para pengajar lain bisa mengambil hikmah dari peristiwa ini. Ajarlah murid-murid dengan berbagai ilmu berguna agar mereka menjadi intelektual harapan bangsa di masa mendatang. Jangan cemari pikiran siswa dengan berbagai ajaran-ajaran penuh kebencian.
Baca Sumber